Mengobati Depresi


Sungguh sial temanku, mau aku curhatin, eh malah nggodain aku. AKu bilang sama dia, aku lagi stres, depresi. Balasannya apa coba?

Kenapa, Ma? Stres karena jomblo?

Apa-apaan itu? ARggghh! Bukan itu! Lalu, karena saking sresnya aku, aku bilang padanya, bahwa aku ingin melarikan diri. Lalu, apa balasan dia?

Melarikan diri? Maksudnya melarikan diri dari Jomblo?

Siaaaall. Apa-apa kok jadi  jomblo-jomblo-jomblo melulu! Emang sih aku jomblo. Tapi kan aku bukan stres karena ke-jomblo-an itu! Plis deh, sial bener kok temenku.

Akibatnya aku batal curhat sama dia –ha ya iyalah. Nggak peka bener kok temenku itu. Huh 😦

Memang ya yang namanya manusia ada naik dan turunnya. Sekalinya aku tu naik bisa tinggi banget. Langsung dah semangat ngapa-ngapain. Mencet-mencet hape seharian, berasa segala tugas akan dikerjain hari itu juga. Sekalinya aku down, woh, bisa turuuun jauh banget, terjun bebas. Aku bakalan nyuekkin hape, mau hape itu berdering-dering karena sms, telepon, bahkan bisa aja hape aku matikan selama beberapa waktu. Aku nggak akan datang ngerjain tugas kelompok, aku nggak akan sentuh tugas-tugas kuliah, dan begitulah.

Sekarang aku sedang dalam proses terjun bebas. Aku nggak tahu bagaimana menaikkannnya lagi. Walaupun kalau aku ngobrol biasa, pasti kelihatan aku sedang baik-baik saja, tidak sedih, tidak merana, dan semuanya baik-baik saja.  Tapi, siapa yang tahu kan di dalam hati seperti apa?

Aku bukannya mau membahas mengenai ke-depresi-an diriku. Aku tiba-tiba menemukan buku lamaku yang telah bertahun-tahun lalu kubeli secara spontanitas di Toko Buku Togamas. Buku itu berjudul 7 Habits of Highly Effective Teens.

Pada bab tentang Rekening Hubungan Pribadi, di situ dituliskan beberapa hal yang cocok banget mengobati ke-depresian-ku.

  • Mengenai pentingnya mawas diri. Kalau mau menjadikan dunia ini tempat yang baik, maka mawas dirilah. Ouch! Aku merasa tertampar. Mungkin emang iya ya aku harus mawas diri.
  • Selain itu, Pentingnya berusaha maksimal. Sungguh rugilah jika ada orang yang seumur hidupnya tidak berusaha maksimal. Nah, aku tertampar lagi nih. Sungguh pintar sekali si pengarang ini menampar diriku dengan kata-katanya. Apalagi aku kan kalau lagi down, pasti ogah ngapa-ngapain. Jika seseorang sudah memutuskan sesuatu maka lakukanlah sepenuh hati dan bersungguh-sungguh.
  • Musuh terbesar adalah diri sendiri. Yah ini benar sekali! Saat di buku menceritakan kemenangan seorang Sean dalam pertandingan dan dia dinobatkan sebagai quarterback terbaik, si pengarang mengatakan bahwa peperangan sebelumnya sudah berakhir sebelumnya. Yakni peperangan dengan diri sendiri.

Sip. Buku yang bagus. Semoga dengan ini aku bisa bangkit lagi! YEah!!!

7 thoughts on “Mengobati Depresi

    • titik balik kehidupan….? Hemm……. sebenarnya sama aja, kok. titik balik kehidupan itu adalah saat di mana kita memenangkan pertarungan dengan diri sendiri.. saat kita memutuskan totalitas dalam suatu hal… sepeti itu….

  1. Ah, buku 7 Habits of Highly Effective Teens. Buku favoritku dulu tetapi sekarang tidak bisa membacanya lagi karena sudah dikembalikan. Maklum, buku pinjaman. Bisa sih digelapkan tapi gak tega sama teman.

    Emang kalo lagi ada masalah, klop kalo buka buku ini. Bukankah itu gunanya buku psikologi? 🙂

    Oh ya, bagian favoritku juga saat Sean menjadi pemain american football di SMA (atau kuliah?). Tetapi bukan saat dia dinobatkan sebagai quarterback terbaik, melainkan saat dia harus menjadi quarterback cadangan. Wow. Meskipun dia awalnya sedih, tetapi dia bertekad tetap bersungguh-sungguh berlatih meski bukan sebagai pemain utama.

    Ah, jadi ingin baca lagi bukunya. Bisa pinjem gak? he..he..he

    • iya itu.. dia memutuskan tetep maksimal… keren.. gimana y bs gitu…. ???

      hee. minjem…? ngembalikannya kapan dong?

Tinggalkan Balasan ke suararaa Batalkan balasan